Femininitas Bahasa Jepang
Abstract
Bahasa sebagai piranti komunikasi yang diperoleh manusia bukan sebagai warisan yang diturunkan secara biologis, melainkan dengan cara dipelajari sebagai sebuah kebudayaan. Bahasa sangat beragam karena keberadaan masyarakat itu sendiri yang majemuk dilihat dari faktor usia, jenis kelamin dan jender, status sosial, lingkungan sosial, dan sebagainya. Bahasa juga berubah-ubah dari waktu ke waktu karena masyarakatnya yang dinamis yang selalu berkembang setiap saat. Selain dengan masyarakat, bahasa berkaitan erat dengan kebudayaan. Kebudayaan merupakan bagian yang integral pada interaksi antara bahasa dan pikiran. Pola kebudayaan, adat istiadat, dan cara hidup manusia dinyatakan dengan bahasa. Di antara pokok persoalan bahasa, masyarakat, dan kebudayaan tidak hanya menunjukkan hubungan antara bahasa dan masyarakat serta bahasa dan kebudayaan, tetapi juga antara masyarakat dan kebudayaan sehingga menunjukkan hubungan segitiga yang tidak terpisahkan. Jender tidak hanya terhadap dalam masalah masyarakat atau keluarga, tetapi memberikan pengaruh juga terhadap seluruh bidang kebudayaan seperti kesusastraan, gambar atau lukisan, film, dan sebagainya. Di dalam ekspresi kebahasaan pun yang merupakan dasar berbagai aktivitas manusia, jender muncul dalam berbagai aspek.
Full Text:
PDFReferences
Achmad, Sjamsiah. 1995 Keperluan untuk Mengadakan Analisis Secara Spesifik Menurut Gender dalam Kajian Wanita dalam Pembangunan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Beckman, Peter R. & Francine D’Amico. 1994 Women, Gender, and World Politics-Perspectives, Policies, and Prospects, Bergin & Garvey, London.
Budiman, Kris. 1995 Subordinasi Perempuan dalam Bahasa Indonesia, tulisan dalam Citra Wanita dan Kekuasaan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Dardjowidjojo, Soenjono 1996 . Nasib Wanita dalam Cerminan Bahasa dalam PELLBA 8, Kanisius, Yogyakarta.
Eiji, Orii. 1985. Kurashi no Naka no Kotowaza Jiten, Shueisha, Tokyo.
Fakih, Mansour. 1997 Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Haruhiko, Kindaichi. 1998. Nihongo no Tokushoku, Kodansha, Tokyo.
Hiroshi, Abe .1999. Gengo ni Okeru Sei to Bunka dalam Jendaa o Meguru Gengo to Bunka, Tohoku Daigaku Gengo Bunkabu. Izuru, Shinmura 1990 Koojien, Iwanami Shoten, Tokyo.
Jorden, Eleanor, H.1989. Feminine Language dalam Kodansha Encyclopedia of Japan, Kodansha, Tokyo.
Loveday, Leo 1986 Japanese Sociolinguistics, John Benjamins Publishing Company, Kyoto.
Mizue, Sasaki. 1995. Onna Kotoba to otoko Kotoba dalam Nihon Jijoo Handobukku, Taishuukan Shoten, Tokyo.
Mizutani, Osamu & Nobuko Mizutani. 1987. How to be Polite in Japanese, The Japan Times, Tokyo
Mosse, Julia Cleves .1996. Half the World, Half a Chance – An Introduction to Gender and Development (Gender & Pembangunan, terjemahan Hartian Silawati), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.Reiichi, Horii 1990 Onna no Kotoba, Meiji Shoin, Tokyo.
Silzer, Peter J.1991. Bahasa Sebagai Sarana Mengungkap Perasaan dalam Transformasi Budaya Seperti Tercermin dalam Perkembangan Bahasa-Bahasa di Indonesia, Fakultas sastra Universitas Indonesia, Depok.
Shooji, Azuma.1997. Shakai Gengogaku Nyuumon, Kenkyuusha Shuppan, Tokyo.
Suharto, 1991. Tanya Jawab Sosiologi, Rineka Cipta, Jakarta.
Supardo, Susilo. 1988. Bahasa Indonesia dalam Konteks, Proyek PLPTK Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Tadao, Umesao. 1995. Nihongo Daijiten, Kodansha, Tokyo.
Trudgill, Peter 1996 Sociolinguistics : An Introduction (Gengo to Shakai, terjemahan bahasa Jepang oleh Tsuchida Shigeru), Iwanami Shinsho, Tokyo.
Refbacks
- There are currently no refbacks.